Mengenai kabar Nindy Ayunda mengalami teror hingga ancaman dari oknum TNI, Nikita Mirzani juga ikut buka suara.
Melalui akun Instagramnya, Nikita Mirzani justru nampak menyindir aksi Nindy Ayunda yang meminta perlindungan ke LPSK.
“Jangan suka playing victim Nindy Ayunda, kan elu ratunya teror meneror, ngapain lu minta perlindungan,” kata Nindy yang dilansir melalui Intens Investigasi apda 7 April 2023.
Ia juga kembali menyinggung soal dugaan aksi Nindy Ayunda yang telah menyekap pembantunya di rumahnya.
Kasus tersebut sampai saat ini masih ditangani oleh Polres Metro Jakarta Selatan.
Nikita juga menuding aksi Nindy ini sebagai bentuk taktik agar kasus kekasihnya, Dito Mahendra tentang kepemilikan senjata diundur.
“Banyak tingkah lu Nindy Ayunda, heh muka kotak gimana rasanya diteror? Sekarang lo rasain,” terangnya menohok.
Kronologi Nindy Ayunda diteror
Pada sabtu, 1 April 2023, Maudy Ayunda bersama satu orang temannya yang berjenis kelamin perempuan bepergian ke kota Palembang.
Adapun tujuannya ke kota tersebut karena ingin bertemu dengan seseorang kenalannya.
“Saya pikir saya datang kesana punya tujuan baik mau ketemu seseorang tanpa ada tujuan yang buruk, setibanya di sana ke rumahnya ternyata saya dihadang oleh 10 preman,” ucap Nindy.
“10 Preman ini mengintimidasi saya, tapi alhamdulillah saya masih bisa keluar dari perkampungan tersebut,” sambung dia.
Tak sampai di situ, usai kembali ke Jakarta pada hari minggu sorenya, kediamannya yang berada di Kebayoran didatangi oleh orang yang ternyata mencari Dito Mahendra.
Dalam hari yang sama, tiba-tiba rumahnya juga didatangi oleh sekitar 10 oknum TNI.
“Jadi pada pukul 22.00 itu, saya langsung panik ada apa ini, apakah kedatangan saya ke Palembang membuat ancaman untuk oknum TNI tersebut,” tuturnya.
Berbagai teror dan ancaman yang dialami Nindy berlangsung sejak Minggu, pukul 22.00 Wib hingga, Senin pukul 07.30 Wib.
Kala itu Nindy sempat meminta pertolongan dan akhirnya melaporkan apa yang ia alami ke Puspom TNI.
Kini Nindy Ayunda juga telah meminta perlindungan kepada LPSK atas apa yang ia alami.
“Saya merasa keadaan saya tidak aman dan tidak tenang ditambah saya juga sulit bertemu dengan anak-anak saya,” kata dia.
Ia mengaku trauma sejak menerima ancaman dan teror dari 30 orang yakni sejak hari Minggu.
“Pada malam itu ketuanya adalah inisialnya HS pangkatnya letkol satuannya infanteri,” tandasnya.